Mengembalikan Marwah Musik Sebagai Sarana Kultural Isu Masyarakat

BERITA MISTERI DUNIA – Mengembalikan Marwah Musik Sebagai Sarana Kultural Isu Masyarakat. Musik lebih mudah sebagai sarana ekspresi isu kemasyarakatan yang dapat diterima banyak kalangan. “Musik adalah bahasa paling mudah dari dulu. Inilah saluran paling efektif dari komunikasi,” terang Andi Achdian, sejarawan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional.

“Untuk memahami musik, cukup hadir. Untuk mendengarnya, penikmat musik tidak perlu menjadi literate untuk memahami makna simbolik,” lanjutnya dalam bincang terbuka yang membahas musik sebagai ekspresi sosial. Bincang tersebut diadakan oleh Lokataru Foundation di Toko The Brandals, Pasar Santa, Jakarta Selatan pada Sabtu 27, April 2024.

Karena dapat dengan mudah diterima, banyak musisi menggunakan lagu sebagai ungkapan kegelisahan yang perlu dipahami pendengar. Dania Joedodarmo, vokalis Tashoora mengatakan bahwa “musik menangkap fenomena sosial tertentu lewat kacamata individu musisi.”

Meski sebuah lagu ditulis secara kolektif, pesan dari individu yang terlibat tetap bisa tersampaikan. Begitu pula pendapat Eka Annash, vokalis The Brandals di forum yang sama. Baginya, musik seperti karya seni lainnya. Dengan demikian “tugas seniman itu merepresentasikan keadaan sekitarnya.”

Maka, peluang untuk membahas isu kemasyarakatan bisa dilakukan dengan musik. Eka melanjutkan, kapitalisme hari ini mendistraksi perhatian masyarakat dan musisi itu sendiri untuk mendiskusikan permasalahan utama yang dihadapi. Jebakan itu membawa musisi dan masyarakat terjebak dengan menjadikan musik sebagai hal “produksi dan konsumsi” belaka.

Musik Sebagai Sarana Berekspresi

Masyarakat tradisional di Indonesia sudah sejak lama mengenal kebudayaan bermusik sebagai sarana komunikasi. Dalam tulisan sebelumnya bertajuk “Media Komunikasi Tradisional Jawa-Bali: Instrumen Kentongan dan Bandhe”, bunyi alat musik dapat menjadi tanda sebagai peringatan tertentu, seperti tanda waktu atau peringatan.

Lirik dalam lagu juga sudah menjadi alat penyampaian pesan sejak dulu kala. Beberapa ritual memiliki lagu yang memiliki lirik sebagai petuah yang hendak disampaikan. “Setiap tempat memiliki storyStory ini kemudian dimusikalisasi dengan cara tersendiri,” terang Andi. “Lagu adalah mantra dengan irama yang terkait dengan gerakan sosial.”

Memanfaatkan musik sebagai medium penyampaian politik mulai santer pada masa kependudukan Jepang. Andi menjelaskan bagaimana musik menjadi propaganda Jepang untuk menarik tenaga kerja romusha dari pelosok Indonesia.

Pemerintah masa Kependudukan Jepang tidak perlu repot-repot menyebarkan selebaran untuk menarik masyarakat, karena sebagian tidak memiliki kemampuan membaca. Oleh karena itu, musik menjadi sarana efektif untuk keterlibatan masyarakat.

Setelah merdeka, musik sebagai sarana berekspresi pernah dibatasi. Pada 1964, Sukarno melarang musik Barat yang dianggap klemak-klemik–seperti anjing menangis di malam hari.

Bagi pemerintah Orde Lama, musik Barat terlalu sendu dan melemahkan mental revolusioner Indonesia. Anda bisa membaca terkait sejarah ini dalam tulisan bertajuk “Apa Salah Musik-Musik Barat Seperti The Beatles di Telinga Sukarno?” di National Geographic Indonesia.

Dunia Hewan: Berapa Lama Hiu Putih Besar Menyeberangi Lautan?

BERITA MISTERI DUNIA – Dunia Hewan: Berapa Lama Hiu Putih Besar Menyeberangi Lautan?. Dalam dunia hewan, hiu putih besar adalah salah satu predator puncak di lautan. Hewan ini memiliki badan yaang besar.

Dengan badan yang besar, hiu putih besar pula menjelma jadi salah satu binatang pengelana terberat di dunia. Hewan ini kerap nampak melintasi rute- rute ekstrem di lautan dunia.

Walaupun bertubuh gadang, hiu putih besar memiliki keahlian berenang yang hebat. Gerakannya kilat serta energi jelajahnya luas.

Dalam dunia hewan, hiu putih besar merupakan pengembara yang hebat. Spesies ikonik ini bisa menuntaskan sebagian migrasi lintas samudra tercepat yang sempat dicoba oleh hewan laut.

Pada dini tahun 2000- an, hiu putih besar berenang dekat 20. 000 km dari Afrika Selatan ke Australia kemudian kembali lagi dalam waktu 9 bulan. Bagian awal dari ekspedisi ke arah timur melintasi Samudra Hindia ini tercantum migrasi balik antarsamudra tercepat yang dikenal di antara hewan- hewan laut, bagi suatu riset tahun 2005 tentang pencapaian tersebut.

Para periset di Wildlife Conservation Society menamainya Nicole. Nama ini diambil dari nama aktris Australia Nicole Kidman( yang nyatanya ialah pengagum berat hiu putih besar).

Pada 7 November 2003, para periset memasang pelacak elektronik ke sirip punggungnya dikala terletak di perairan Afrika Selatan. Sehabis si hiu menuntaskan ekspedisi awal, tag tersebut jatuh di dekat Teluk Exmouth di Australia Barat serta meneruskan informasinya ke satelit.

Terungkap kalau ia sudah berenang dari Afrika Selatan ke Australia, dekat 11. 100 km, cuma dalam 99 hari. Jadi, secara rata- rata hewan ini menempuh 112 km per harinya. Ini merupakan sesuatu prestasi yang membongkar rekor.

Para periset mengira ini hendak jadi akhir cerita. Tetapi hiu putih besar itu nampak lagi pada bertepatan pada 20 Agustus 2004– jauh di Afrika Selatan.

“ Ini merupakan salah satu temuan sangat signifikan tentang ekologi hiu putih serta menampilkan kalau kita bisa jadi wajib menulis ulang sejarah kehidupan ikan yang kokoh ini,” kata Ramón Bonfil, periset di Wildlife Conservation Society serta penulis utama riset tersebut, dalam suatu statment pada tahun 2005.

“ Yang lebih berarti lagi, Nicole sudah menampilkan kepada kita kalau populasi hiu putih besar yang terpisah bisa jadi lebih tersambung secara langsung daripada yang diperkirakan lebih dahulu, serta kalau hiu putih besar yang dilindungi secara nasional di negara- negara semacam Afrika Selatan serta Australia jauh lebih rentan terhadap penangkapan ikan oleh manusia di lautan terbuka dari yang kita duga lebih dahulu,” jelas Bonfil.

Tag elektronik Nicole mengatakan sebagian pengetahuan menarik yang lain menimpa migrasi hiu. Dalam ekspedisi dari Afrika Selatan ke Australia, ikan hiu putih besar itu berenang rata- rata 4, 7 km per jam, menyaingi kecepatan tuna yang populer kilat.

Meisya Siregar Ungkap Alasan Lunasi Cicilan KPR di Usia 45 Tahun

BERITA MISTERI DUNIA – Meisya Siregar Ungkap Alasan Lunasi Cicilan KPR di Usia 45 Tahun. Pasangan selebriti Meisya Siregar dan Bebi Romeo akhirnya bisa hidup tenang tanpa menanggung beban cicilan. Pasalnya, mereka berdua akhirnya berhasil melunasi utang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di usia kepala empat.

Meisya Siregar tak gengsi membagikan momen tak biasa ini melalui Instagram pribadinya pada Rabu (24/4/2024). Kendati berstatus seorang artis, Meisya dan sang suami mengaku telah melewati perjalanan yang tidak mudah sampai berhasil di titik ini.

Ibu tiga anak ini merasa bersyukur lantaran diberi kemampuan untuk melunasi utang KPR tersebut meski di usia yang relatif tidak lagi muda. Untuk merayakan momen ini, Meisya membagikan foto bersama sang suami dengan tersenyum semringah ke arah kamera sambil memegang sertifikat yang dikeluarkan BPN (Badan Pertahanan Nasional) RI.

Misteri Penemuan Dunia Lain Tersembunyi di Bawah Antartika

Para ilmuwan berhasil menemukan dunia lain tersembunyi di bawah permukaan Antartika. Jaraknya sekitar 1.640 kaki (500 meter) di bawah permukaan es tersebut.

Mereka mengebor permukaan es dan berikutnya menjatuhkan kamera ke dalam lubang tersebut. Ternyata para peneliti melihat beberapa bintik buram dan kecil berkedip di hadapan kamera.

Ternyata itu bukan pertanda kamera rusak, tetapi adalah kawanan amphipoda kecil (krustasea malacostracan tanpa karapas dengan badan lateral terkompresi yang biasa memakan bangkai hewan laut). Menurut para peneliti, mereka tidak mengharapkan menemukan jenis kehidupan apapun di bawah permukaan.

Para peneliti berpendapat dunia tersembunyi di bawah es Arktik jadi bukti nyata ekosistem yang berperan. Secara keseluruhan, mereka menyebutkan penemuan dunia tersembunyi membuat mereka melompat kegirangan, dikutip BGR, Rabu (23/11/2022).

Penemuan dunia tersembunyi itu terdapat pada The Rose Ice Shelf. Tempat ini merupakan lapisan es terbesar dunia dan menjadi fokus pada beberapa proyek penelitian selama bertahun-tahun.

Menurut para ilmuwan, secara kebetulan mereka menemukan struktur yang menampung seluruh ekosistem amphipoda di dalamnya.

Para ilmuwan juga mengharapkan bisa lebih memahami skenario iklim berbeda dan bisa mengubah Laut Ross. Apa yang mereka temukan merupakan pencapaian luar biasa dan diharapkan dapat terus menjelaskan soal bagian dunia yang dingin dan misterius tersebut.

Tersedia Juga:

Dinasti Ming: Saksi Perubahan Besar dalam Sejarah Kekaisaran Tiongkok

BERITA MISTERI DUNIA – Dinasti Ming: Saksi Perubahan Besar dalam Sejarah Kekaisaran Tiongkok. Sepanjang sejarah Kekaisaran Tiongkok yang kaya dan beragam, hanya sedikit era yang mampu menandingi kemajuan teknologi Dinasti Ming.

Periode Ming, dari tahun 1368 hingga 1644, menjadi saksi perubahan besar dalam sejarah Tiongkok. Mulai dari pembangunan Tembok Besar Tiongkok yang terkenal, Kota Terlarang, dan pelayaran melintasi Samudra Hindia hingga Teluk Persia dan Indonesia.

Periode sejarah Kekaisaran Tiongkok ini identik dengan eksplorasi, konstruksi, dan seni.

Tembok Besar Tiongkok: benteng perbatasan Dinasti Ming

Dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, Tembok Besar Tiongkok membentang sepanjang lebih dari 21.000 kilometer.

“Dari perbatasan Rusia di utara hingga Sungai Tao di Selatan. Dan hampir sepanjang seluruh wilayah perbatasan Mongolia dari Timur ke Barat,” tulis Chester Ollivier di laman The Collector.

Fondasi paling awal dari tembok ini diletakkan pada abad ke-7 SM. Bagian-bagian tertentu disatukan oleh Qin Shi Huang, kaisar pertama Dinasti Qin. Namun, sebagian besar Tembok Besar yang kita kenal sekarang dibangun pada zaman Dinasti Ming.

Karena ancaman pasukan Mongol yang kuat, Tembok Besar dikembangkan lebih jauh lagi dan diperkuat di sekitar perbatasan Tiongkok-Mongol.

Saat Kaisar Hongwu menduduki takhta tahun 1368 sebagai kaisar Ming pertama, dia tahu bahwa bangsa Mongol akan menjadi ancaman. Pasalnya Dinasti Ming baru saja menggulingkan Dinasti Yuan yang dipimpin Mongol.

Hongwu mendirikan delapan garnisun luar dan garis benteng dalam di sekitar perbatasan Mongolia, dengan tujuan untuk membendung ancaman. Tindakannya itu menandai tahap pertama pembangunan Tembok Besar di era Ming.

Kaisar Yongle (penerus Kaisar Hongwu) membangun lebih banyak pertahanan pada masa pemerintahannya dari tahun 1402-1424.

Ketika Amputasi Dijadikan Hukuman dalam Sejarah Tiongkok Kuno

BERITA MISTERI DUNIA – Ketika Amputasi Dijadikan Hukuman dalam Sejarah Tiongkok Kuno. Sebuah tim peneliti baru-baru ini menyelesaikan penelitian tentang asal-usul dua kerangka kuno dari Tiongkok kuno.

Apa yang menarik dari kerangka tersebut? Keduanya kehilangan bagian kaki bagian bawahnya pada saat dikuburkan. Peneliti kemudian menemukan bahwa bagian kaki yang hilang itu ada kaitannya dengan jenis hukuman di Tiongkok kuno.

Berdasarkan analisis ekstensif, peneliti menyimpulkan bahwa kedua individu tersebut adalah pria bangsawan dari Dinasti Zhou Timur (771—256 SM). “Mereka hidup sekitar 2.500 tahun yang lalu,” tulis Nathan Falde di laman Ancient Origins.

Hal yang paling mengherankan, penulis penelitian ini yakin bahwa bagian kaki para pria tersebut diamputasi sebagai hukuman atas tindakan ilegal atau tidak etis. Setelah menjalani hukuman, mereka diizinkan untuk menjalani hidupnya dengan bebas.

Hal ini mungkin terdengar seperti teori yang aneh. Tapi faktanya pemerintah Tiongkok kuno pada masa Zhou Timur memang menetapkan amputasi sebagai bentuk hukuman.

Praktik mutilasi yang dilegalkan ini, yue, berasal dari Tiongkok kuno pada masa Dinasti Xia (2.100—1.600 SM). Dalam sejarah Tiongkok kuno, praktik ini bertahan selama dua milenium sebelum akhirnya dilarang oleh Dinasti Han pada abad kedua SM.

Penemuan tersebut, bersama dengan beberapa temuan sebelumnya, mencerminkan kekejaman sistem hukuman di Tiongkok awal,” kata penulis utama studi Qian Wang. Wang adalah profesor ilmu biomedis di Texas A&M University School of Dentistry.

Hukuman amputasi: keadilan yang keras di saat-saat Sulit

Kerangka kedua pria tersebut digali dari situs pemakaman kuno di Provinsi Henan, Tiongkok tengah timur. Masing-masing ditemukan di dalam peti mati mewah yang dibangun dalam dua lapisan. Peti itu sehingga menghadap utara dan selatan, sebuah praktik yang diperuntukkan bagi individu yang memiliki status sosial tinggi.

Mereka dikuburkan bersama berbagai macam barang kuburan, beberapa di antaranya berharga, termasuk tembikar, loh batu, dan kait sabuk tembaga.

Peneliti kemudian mempelajari siapa orang-orang ini dan apa sebenarnya yang mereka alami. Peneliti menggunakan berbagai metodologi analisis berteknologi tinggi, termasuk pemindaian tomografi komputer (CT) dan prosedur penanggalan radiokarbon, untuk menganalisis tulang.

Dengan menggunakan pendekatan ini, para ilmuwan menemukan bahwa kerangka tersebut milik dua pria paruh baya. Masing-masing berusia sekitar 40 dan 50 tahun. Keduanya hidup di masa pemerintahan Zhou Timur sekitar tahun 550 SM.

276 Tahun Berkuasa, Ini Sejarah Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok

BERITA MISTERI DUNIA – 276 Tahun Berkuasa, Ini Sejarah Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok. Runtuhnya Dinasti Yuan terjadi dengan cara yang sama seperti dinasti-dinasti sebelumnya dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok. Perselisihan internal terjadi, di mana panglima perang berdiri melawan panglima perang. Selain itu, bencana alam yang sangat besar pun turut andil dalam mempercepat kejatuhan dinasti ini.

Setelah kejatuhan Dinasti Yuan, Dinasti Ming muncul untuk memimpin Kekaisaran Tiongkok. Bagaimana sejarah berdiri dan jatuhnya Dinasti yang berkuasa selama 276 tahun itu?

Kaisar pertama Dinasti Ming

Zhu Yuanzhang menjadi Kaisar Tiongkok pertama dalam hampir 2.000 tahun yang berasal dari keluarga petani miskin. Sebagai seorang anak, Zhu kehilangan orang tuanya karena banjir besar. Seperti banyak anak yatim piatu lainnya di Tiongkok kuno sepanjang sejarah, ia menjadi biksu di biara Buddha. Namun hanya dalam waktu yang singkat.

Melalui keahlian dan kecerdikannya yang luar biasa sebagai prajurit dan ahli strategi militer, ia akhirnya menjadi pendiri dinasti baru. Sebagai Kaisar Hongwu (1328-1398), ia memerintah salah satu kekaisaran terhebat di dunia, dari tahun 1368 hingga kematiannya.

Kaisar Hongwu segera menunjukkan kemampuan yang kuat dan kemauan untuk menggunakan kekuatan brutal. “Tujuannya adalah untuk memperjelas bahwa Dinasti Ming melambangkan stabilitas dan kesinambungan,” tulis Kristoffer Uggerud di laman The Collector. Sedangkan Dinasti Yuan melambangkan perpecahan dan kekacauan.

Perekonomian dan pertanian berada dalam kesulitan dan pemerintahan pun hampir runtuh saat Dinasti Ming mulai berkuasa. Hongwu berjanji untuk membersihkan Kekaisaran Tiongkok dari pengaruh kelompok barbar Mongol.

Kaisar Hongwu digambarkan sebagai pemimpin visioner dan jenius kreatif, namun akhirnya ia menunjukkan gejala paranoia. Pada tahun 1380 ia menuduh penasihat terpentingnya melakukan penghasutan dan menjatuhkan hukuman mati. Dalam perburuan para konspirator, 30.000 orang dibunuh.

Hongwu selalu berhati-hati dalam menunjukkan kekuatannya. Sang kaisar bahkan melembagakan sistem di mana pukulan dengan tongkat bambu yang berat menjadi metode hukuman yang umum. Para pejabat tinggi birokrasi bisa dipukuli sampai mati karena ketidaktaatan sekecil apa pun.

Ia juga dikenal dengan pernyataan berikut: “Saya pergi ke Pelabuhan Taiping dan menyuruh mereka dicambuk berkali-kali dan dipotong kakinya. Kemudian saya perintahkan mereka kembali bekerja, untuk memberi contoh bagi orang lain.” Hal ini menunjukkan bahwa itulah yang dilakukannya terhadap orang-orang yang tidak mengikuti perintahnya

Dari Nanjing ke Beijing: pemerintahan Kaisar Yongle

“Kaisar Ming lainnya juga harus disebutkan karena ia cukup penting dalam sejarah Dinasti Ming,” ungkap Uggerud. Zhu Di (1360-1424), putra keempat Kaisar Hongwu, mengambil alih kekuasaan pada awal abad ke-15. Takhta ini diperoleh setelah serangkaian pemberontakan berdarah dengan kerabat dekatnya.

Bukan Sekadar Kata, Nama Firaun Punya Simbolisme dan Kekuatan Besar

BERITA MISTERI DUNIA – Bukan Sekadar Kata, Nama Firaun Punya Simbolisme dan Kekuatan Besar. Firaun Mesir kuno bukan sekadar penguasa. Mereka dianggap makhluk ilahi, perwujudan dewa yang hidup di Bumi. Oleh karena itu, nama-nama para firaun pun mempunyai arti yang mendalam. Nama seorang firaun harus mencerminkan status ketuhanan, peran sebagai penguasa, dan hubungan mereka dengan alam semesta.

Bukan sekadar kata, tapi nama firaun memiliki kekuatan dan simbolisme yang sangat besar. Nama mereka pun berfungsi sebagai penghubung antara alam fana dan alam ilahi. Dan karena pentingnya inilah para firaun Mesir Kuno mempunyai lima nama, dan bukan hanya satu. Setiap nama memiliki arti dan makna tersendiri.

Lima nama besar firaun Mesir kuno yang dimiliki setiap penguasa

Lima nama firaun Mesir mencakup aspek identitas dan otoritas yang berbeda. Nama-nama ini diberikan kepada firaun saat naik takhta dan digunakan dalam berbagai konteks. “Mulai dari ritual keagamaan hingga prasasti resmi,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Pages.

Setiap nama membawa arti khusus dan menyampaikan garis keturunan ilahi, kedaulatan, dan hubungan firaun dengan para dewa.

Nama Horus

Nama depan, dan mungkin yang paling terkenal, adalah nama Horus. Nama ini menghubungkan firaun dengan dewa elang Horus. Dewa ini melambangkan kedudukan raja, perlindungan, dan otoritas ilahi. Nama Horus mewakili peran firaun sebagai manifestasi Horus di bumi, dewa langit dan kerajaan.

Nama Horus biasanya muncul di dalam serekh yang menekankan kekuasaan firaun atas Mesir. Serekh adalah sebuah pagar persegi panjang yang menyerupai fasad istana.

Misalnya, Firaun Khufu, pembangun Piramida Agung Giza, memiliki nama Horus Medjedu.

Nama Nebty

Mengikuti nama Horus adalah nama Nebty, yang menyoroti hubungan firaun dengan dewi Mesir Hulu dan Hilir. Masing-masing dewi diwakili oleh burung nasar (Nekhbet) dan kobra (Wadjet). Nama ini memperkuat kedaulatan firaun atas kesatuan kerajaan Mesir dan menekankan perannya sebagai pemersatu negeri.

Nama Nebty menandakan amanat ilahi firaun untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam kerajaan.

Mekarnya ‘Amorphophallus titanum’, Merayakan 172 Tahun Kebun Raya Cibodas

BERITA MISTERI DUNIA – Mekarnya ‘Amorphophallus titanum’, Merayakan 172 Tahun Kebun Raya Cibodas. Sebuah kado terindah dari semesta. Sepekan setelah Kebun Raya Cibodas merayakan hari jadinya yang ke-172 tahun, salah satu koleksi bunga bangkainya mekar. Peristiwa mekarnya bungai bangkai ini merupakan kali ketiganya individu tanaman tersebut berbunga. Sebelumnya, ia berbunga pada 2016 dan 2020.

Bunga yang mekar kali ini merupakan hasil semaian biji yang ditanam pada 2004. Biji tersebut berasal dari induk tanaman yang berasal dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatra Barat, yang dikoleksi oleh Alm. R. Subekti Purwantoro, dkk.

Mengidentifikasikan bunga bangkai sebagai suatu bunga sebenarnya adalah suatu misnomer. Bunga bangkai sendiri terdiri dari beberapa bunga yang berkumpul di pangkal tangkai (spadix), dan tersembunyi di balik selubung merah marun di dasarnya (spatha).

Bunga bangkai yang memiiki nama ilmiah Amorphophallus titanum Becc yang mekar saat ini merupakan koleksi Kebun Raya Cibodas dengan nomor koleksi 76. Tumbuhan ini termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Namun, bunga yang dapat tumbuh hingga enam meter ini sering tertukar dengan bunga Rafflesia arnoldi yang juga merupakan tanaman endemik Indonesia yang sama-sama berbau busuk.

Sebenarnya, perbedaan keduanya sangat nyata. Jika berbicara tentang Rafflesia, ia adalah bunga terbesar di dunia. Namun, Rafflesia adalah tanaman parasit yang tidak memiliki batang, daun dan akar. Rafflesia hidup menumpang pada tanaman inang bernama tetrastigma. Apabila tanaman tersebut mati, maka Rafflesia juga mengalami nasib yang sama. Sementara, Amorphophallus mempunyai umbi dan hidup sendiri. Ia memiliki batang, daun dan bunga sendiri juga.

Nama Amorphophallus diberikan karena bentuk bunganya yang seperti penis rusak. Diambil dari bahasa Yunani, amorphos berarti tidak berbentuk, dan phallos merupakan alat kelamin laki-laki (penis). Sementara, titan artinya besar.

Tanaman yang termasuk keluarga Araceae (talas-talasan) ini merupakan tanaman asli Indonesia yang endemik dari Sumatera. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Odoardo Beccari pada tahun 1878 di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.

Amorphophallus titanum juga memiliki keunikan tersendiri yaitu selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.

Bunga ini memang berbau tak sedap seperti daging busuk. Serangga akan masuk ke dalam bunga karena tertarik dengan bau busuk dan juga panas yang dihasilkan bunga—membuatnya semakin mirip dengan daging busuk untuk serangga. Demikianlah, bunga bangkai akan mendapat keuntungan dari serangga yang tertarik akan baunya tersebut: mereka akan membantu penyerbukan sang bunga.

Setelah berada di dalam bunga, sang serangga akan terselimuti dengan serbuk, yang akan mereka sebarkan di tempat lain setelah mereka terbang ke luar.

Kisah Beifu, Porter Teh Tiongkok yang Membawa Beban Seukuran Lemari Es

BERITA MISTERI DUNIA – Kisah Beifu, Porter Teh Tiongkok yang Membawa Beban Seukuran Lemari Es. Di masa lalu, teh merupakan salah satu barang dagangan penting di Kekaisaran Tiongkok. Inggris bahkan sempat berusaha mematahkan monopoli perdagangan teh yang sempat dikuasai oleh Tiongkok itu.

Pada awal tahun 1700-an, Dinasti Qing yang berkembang telah menyebar ke wilayah etnis Tibet di Sichuan. Saat itu, Dinati Qing mulai mengekspor teh hitam murah dalam jumlah besar ke masyarakat Himalaya. Pada puncaknya, perdagangan ini memindahkan hampir 16 juta pon (setara 7,2 juta kg) teh per tahun. Semua teh itu diolah menjadi batu bata kering dan sebagian besar diangkut dari perkebunan dengan menggunakan punggung manusia.

Manusia merupakan alat angkut yang lebih ekonomis dibandingkan kuda beban. Sebagian besar pembawa adalah laki-laki. Namun perempuan dan anak-anak terkadang juga diangkut. Ribuan muatan mereka berakhir dengan jutaan cangkir teh mentega yak.

“Saya melihat mereka ketika saya masih kecil. Mereka selalu membungkuk,” ungkap Chen Shou Kang kepada Paul Salopek di laman National Geographic.

Chen yang ramah dan energik bahkan di usia 80-an merupakan sejarawan tidak resmi dari Desa Wayao Guan. Desa tersebut terletak di pegunungan bergelombang di Tiongkok barat. Chen mengingat beifu terakhir yang dilihatnya.

Beifu membawa muatan setara lemari es modern

Beifu adalah kuli teh legendaris yang selama 250 tahun memikul beban berat membawa teh hitam melintasi Himalaya timur dan ke Tibet. Dari generasi ke generasi, mungkin ada dua juta orang yang bersusah payah melintasi jalur-jalur teh di Tiongkok yang berbahaya. Para beifu membawa muatan yang seberat lemari es modern.

Mereka melakukan ini dengan mengenakan sandal rumput atau bertelanjang kaki, di ketinggian lebih dari 3.320 mdpl. Perjalanan dilakukan selama berminggu-minggu. Seringkali, mereka hanya berhasil beberapa langkah sebelum berhenti karena kelelahan.

“Mereka miskin. Mereka tidak punya pilihan lain,” jelas Chen tua. “Pada tahun 1950-an, kendaraan tersebut digantikan oleh truk.”

Artefak dari masa lalu, pengingat akan manusia dengan daya tahan yang luar biasa

Mengobrak-abrik museum ruang belakangnya, Chen tiba-tiba menyeringai. Dia mengangkat sebuah benda yang terbuat dari bambu: sebuah alat yang aneh dan mirip pisau. Benda itu adalah “penghapus keringat” antik yang dirancang untuk menghilangkan keringat dari alis dan mata.